20 Juli 2014

Minuman kemasan diberi obat bius

Bandung,(Majalahmahardika.com).- Tidak sedikit korban kejahatan berjatuhan, setelah meminum atau memakan makanan ringan di dalam angkutan umum. Korban baru sadar setelah ditolong dan berada di kantor polisi, dan barang berharga miliknya raib digasak pelaku kejahatan.
Biasanya kejadian yang kerap terjadi setiap suasana mudik, menjelang tahun baru dan hari libur. Sasaran koran para penumpang yang tampak kelelahan, mudah disapa mudah diajak ngobrol dan mudah ditawari makanan maupun minuman gratis.

Ciri ciri pemberi minuman biasanya memperlihatkan orang baik, sopan dan berusaha untuk mengajak ngobrol. Bahkan pelaku sudah merupakan kelompok dan sindikat, biasanya seorang wanita 4 laki laki. Mereka mencari sasaran di kerumuman orang yang akan naik kendaraan umum.

Menurut pengakuan para tersangka yang berhasil diciduk pihak aparat, dan keterangan dari korban kejahatan menjelaskan, para pelaku terdiri dari seorang bertugas untuk mendekati korban dan menawarkan makanan ringan atau minuman. Kalau suasana panas atau gerah biasanya memberi minuman dalam kemasan. Kalau suasana tenang dan tidak gerah, menawarkan jenis makanan ringan.

Aksinya selalu dimulai dari kenalan serta tujuan, pelaku selalu mengatakan dengat dengan daerah tujuan, kemudian menawarkan minuman/makanan. Satu botol yang tampak masih utuh diberikan kepada calon korban, kemudian berlaga dermawan juga memberikan minuman ke depan atau orang yang terdekat. Padahal orang terdekat itu masih komplotannya.

Dengan gembira yang berada di depan korban (teman sindikatnya) berterimakasih sambil membuka minuman dan diminum sambil mengajak atau menyuruh meminum kepada korban. Karena dorongan itulah, tentu korban tidak curiga karena minuman yang diberikan ke orang di sekitarnya sejenis dan semerek, padahal yang diberikan kepada korban minuman yang sudah dicampur cairan obat bius dengan cara disuntik (nanti dijelaskan-red).

Tidak terlalu lama setelah meminuman dalam kemasan, hanya hitungan menit korban langsung tidak sadarkan diri alias terkulai. Saat itulah para sindikat menggerayangi semua isi tas dan barang berharga disikat ludes tanpa belas kasihan. Kemudian pergi begitu saja meninggalkan korban yang sudah pingsan. Biasanya tidak sadarkan diri cukup lama antara satu jam sampai dua jam, tergantung memasukkan obat bius tanpa takaran/dosis.

Korban baru sadar, biasanya dibangunkan oleh petugas pool bis atau karyawan ketika terkulai di jok tanpa penumpang lainnya yang sudah pada turun.

Bagaimana cara minuman dalam kemasan bermerk tanpa merusak segel dan tutup atau tanpa merusak kemasan?

Dari hasil pengakuan para tersangka, sindikat tersebut membeli jenis minuman yang sedang disenangi masyarakat umum. Beberapa kemasan dipisahkan kemudian dimasukkan cairan tertentu (bius) dengan menyuntikkan cairan di kemasan kemudian lubang bekas jarum suntikan ditambal esolasi pelastik transparan. Sangat simple dan mudah. Selanjutnya dikocok sebentar agar larut dengan minuman di dalamnya dan siap diberikan ke calon korban, sedangkan teman temannya yang diberi minuman sejenis tanpa dicampur obat. Seolah minuman yang diberikan kepada korban pun sama murni.

Untuk menghindari jadi korban kejahatan, pihak kepolisian menghimbau kepada para calon penumpang yang akan mudik, agar tidak menjadi sasaran kejahatan mulailah dengan berpakaian sederhana tidak menandakan membawa barang berharga, tidak memakai perhiasan, tidak membuka dompet yang penuh dengan uang. Juga tidak terlalu percaya kepada seseorang yang belum dikenal, dengan menerima tawaran niat baiknya. Apalagi diserta beberapa orang yang tiba tiba turut dalam pembicaraan, kalau sudah berhadapat yang dicurigai lebih baik mendekati pihak aparat yang berada di lokasi.

Penulis berita:
Ratih
Lilis Maghita Bungsu
Wartawan Majalah Mahardika.

Tidak ada komentar: