25 Juli 2014

Tukar uang baru pecahan Rp2000 warnai kawasan Bank Indonesia (BI ) Bandung

Bandung, (majalahmahardika).– Sejak kemarin Kamis, jasa tukar uang baru pecahan Rp 2.000, 5.000 10.000 mulai bermunculan dan berjejer sepanjang jalan Braga, Suniaraja dan wastu kencana tidak jauh dari bank Indonesia BI. Bahkan diawasi oleh beberapa anggota polisi.



Tukar uang baru diminati pemudik di Jl Wastukencana Bandung
Sudah menjadi tradisi, setiap menjelang lebaran dan tahun baru, para penjual jasa tukar uang pecahan yang masih baru, bermunculan. Hal tersebut karena banyak peminatnya terutama mereka yang akan mudik dan lebaran di kampung.

Menurut Ny. Hasibuan yang turut menjual jasa uang baru di Jalan Wastukencana Bandung, jasa yang dibilang setahun sekali itu lumayan laku keras dan dapat mengantongi keuntungan sehari antara Rp200 ribu hingga 500ribu rupiah.

Untuk setiap seratus ribu, biasanya dilebihi Rp10.000 tergantung nego. Konsumennya bukan saja yang akan mudik namun juga banyak dari kota Bandung. Rata rata setiap penukaran uang itu paling sedikit Rp100.000 dan paling banyak diminati pecahan Rp2.000, katanya
Tukar uang lembaran baru laku keras di Bandung

H. Mansur (51) yang kebetulan pegawai PNS di kawasan Jalan Wastu kencana, mengatakan dirinya sengaja mengambil uang dari ATM untuk menukar uang pecahan Rp2.000, selain untuk memberi kepada anak anak di tetangganya dan saudara saudaranya juga. Bahkan ia mengaku menukar uang pecahan Rp2.000 dan Rp5.000 sebanyak Rp4.000.000, khusus persiapan dan  senang menyimpan uang baru yang masih wangi, jelasnya.

Secara tidak langsung, maraknya para penjual jasa tukar uang baru tersebut, diawasi oleh pihak kepolisian tanpa diminta. Diduga kesiapan anggota polisi untuk menjaga hal yang tidak diinginkan , karena setiap penjaja uang tersebut berdiri dengan tas penuh uang baru dan menawarkan kepada setiap pengendara kendaraan.

Dikhawatirkan, ada pelaku kejahatan yang melakukan aksi jahatnya dengan cara menjambret atau modus lainnya,(rh)

Wartawan: Ratih
Majalah mahardika


21 Juli 2014

Baru 1 bulan KIR Truk bawa 25 ton terigu Tabrak pohon di Bandung

Bandung, (majalahmahardika).- Truk No Pol D 9419 AC yang dikemudikan Oman R (31) dan baru lolos KIR satu bulan bermuatan terigu 25 ton, tabrak pohon lepas jalan layang Suci Bandung, akibat rem blong (Senin/7-14).

Menurut keterangan anggota Unit kecelakaan (Laka) Polrestabes Bandung Brigadir Dani, truk bermuatan terigu tersebut datang dari arah barat menuju timur, tepat di turunan jembatan layang depan Bank Mandiri, oleng dan tidak dapat mengurangi kecepatan yang diperkirakan 20 km/jam.

Karena truk yang dikemudikan Oman tersebut tidak bisa di rem dan diduga keras blong, akhirnya pengemudi truk mengambil inisiatif menabrakkan truk ke pohon yang berada di bahu jalan dan berhenti dengan posisi miring ke kanan nyaris terguling menimpa kendaraan yang berada di lokasi. Dari kejadian itu tidak menimbulkan korban jiwa, hanya kerugian berupa materi. Dan seterusnya pengemudi dan kernet dimintai keterangan di Polrestabes Bandung.

Sopir truk mengaku bernama Oman didampingi kernet Doni (25) menjelaskan, bahwa truk yang dikemudikanya itu sering membawa muatan dan kali ini membawa terigu dari Tanjung Priok pukul 05.00 dan baru sampai Bandung sekitar pukul 14.00.
Diperjalanan memang selalu bergantian dan tidak ngantuk, kata Doni. Namun selepas jalan suci truk tiba tiba rem blong, padahal truk tersebut daru saja lolos KIR bulan ini. " Saya sudah biasa bawa truk, baru kali ini terjadi tiba tiba" ,kata Oman yang mengaku muatan seberat 25 ton sesuai kapasitas truk untuk tujuan ke gudang yang berada di sekitar Cicaheum Bandung.

Sementara itu situasi kawasan bandung utara, serempat padat lantas. Karena beberapa luas jalan terpaksa harus satu jalur,  kepadatan terjadi mulai dari bawah jembatan layang karena berujung di turunan jalan Suci, sekitar Gasibu, Dipenogor.

Mereka yang membantu mengalihkan tumpahan karung terigu dari pemadam kenakaran 10 orang, dari PMI juga bantuan dari oraganisasi RAPI yang terlibat Bankom Lodaya 2014 M.

Brigadir Dani (Urlaka) Polrestabes Bandung, mengatakan sopir akan dimintai keterangan dan untuk sementara truk akan diamankan agar tidak mengganggu arus lalulintas.
Penulis berita:
Wartawan: Ichan
Majalahmahardika

20 Juli 2014

Minuman kemasan diberi obat bius

Bandung,(Majalahmahardika.com).- Tidak sedikit korban kejahatan berjatuhan, setelah meminum atau memakan makanan ringan di dalam angkutan umum. Korban baru sadar setelah ditolong dan berada di kantor polisi, dan barang berharga miliknya raib digasak pelaku kejahatan.
Biasanya kejadian yang kerap terjadi setiap suasana mudik, menjelang tahun baru dan hari libur. Sasaran koran para penumpang yang tampak kelelahan, mudah disapa mudah diajak ngobrol dan mudah ditawari makanan maupun minuman gratis.

Ciri ciri pemberi minuman biasanya memperlihatkan orang baik, sopan dan berusaha untuk mengajak ngobrol. Bahkan pelaku sudah merupakan kelompok dan sindikat, biasanya seorang wanita 4 laki laki. Mereka mencari sasaran di kerumuman orang yang akan naik kendaraan umum.

Menurut pengakuan para tersangka yang berhasil diciduk pihak aparat, dan keterangan dari korban kejahatan menjelaskan, para pelaku terdiri dari seorang bertugas untuk mendekati korban dan menawarkan makanan ringan atau minuman. Kalau suasana panas atau gerah biasanya memberi minuman dalam kemasan. Kalau suasana tenang dan tidak gerah, menawarkan jenis makanan ringan.

Aksinya selalu dimulai dari kenalan serta tujuan, pelaku selalu mengatakan dengat dengan daerah tujuan, kemudian menawarkan minuman/makanan. Satu botol yang tampak masih utuh diberikan kepada calon korban, kemudian berlaga dermawan juga memberikan minuman ke depan atau orang yang terdekat. Padahal orang terdekat itu masih komplotannya.

Dengan gembira yang berada di depan korban (teman sindikatnya) berterimakasih sambil membuka minuman dan diminum sambil mengajak atau menyuruh meminum kepada korban. Karena dorongan itulah, tentu korban tidak curiga karena minuman yang diberikan ke orang di sekitarnya sejenis dan semerek, padahal yang diberikan kepada korban minuman yang sudah dicampur cairan obat bius dengan cara disuntik (nanti dijelaskan-red).

Tidak terlalu lama setelah meminuman dalam kemasan, hanya hitungan menit korban langsung tidak sadarkan diri alias terkulai. Saat itulah para sindikat menggerayangi semua isi tas dan barang berharga disikat ludes tanpa belas kasihan. Kemudian pergi begitu saja meninggalkan korban yang sudah pingsan. Biasanya tidak sadarkan diri cukup lama antara satu jam sampai dua jam, tergantung memasukkan obat bius tanpa takaran/dosis.

Korban baru sadar, biasanya dibangunkan oleh petugas pool bis atau karyawan ketika terkulai di jok tanpa penumpang lainnya yang sudah pada turun.

Bagaimana cara minuman dalam kemasan bermerk tanpa merusak segel dan tutup atau tanpa merusak kemasan?

Dari hasil pengakuan para tersangka, sindikat tersebut membeli jenis minuman yang sedang disenangi masyarakat umum. Beberapa kemasan dipisahkan kemudian dimasukkan cairan tertentu (bius) dengan menyuntikkan cairan di kemasan kemudian lubang bekas jarum suntikan ditambal esolasi pelastik transparan. Sangat simple dan mudah. Selanjutnya dikocok sebentar agar larut dengan minuman di dalamnya dan siap diberikan ke calon korban, sedangkan teman temannya yang diberi minuman sejenis tanpa dicampur obat. Seolah minuman yang diberikan kepada korban pun sama murni.

Untuk menghindari jadi korban kejahatan, pihak kepolisian menghimbau kepada para calon penumpang yang akan mudik, agar tidak menjadi sasaran kejahatan mulailah dengan berpakaian sederhana tidak menandakan membawa barang berharga, tidak memakai perhiasan, tidak membuka dompet yang penuh dengan uang. Juga tidak terlalu percaya kepada seseorang yang belum dikenal, dengan menerima tawaran niat baiknya. Apalagi diserta beberapa orang yang tiba tiba turut dalam pembicaraan, kalau sudah berhadapat yang dicurigai lebih baik mendekati pihak aparat yang berada di lokasi.

Penulis berita:
Ratih
Lilis Maghita Bungsu
Wartawan Majalah Mahardika.