Cisarua Bogor, (Majalahmahardika.com) Ketertundaan musyawarah radio antar penduduk indonesia (RAPI) Provinsi Jawa Barat,(29-30/8) dianggap kurang persiapan panitia penyelenggara dari berbagai faktor. Mulai dari keamanan tidak tegas, adanya peraturan peserta harus bayar Rp 1 juta hingga berbagai muncul protes yang menimbulkan masalah baru, sampai kepada pimpinan sidang dianggap "tidak becus" memahami jalannya musyawarah.
JZ 10 AJO |
Menurut beberapa sumber "tetua RAPI" biasa disebut sebagai kasepuhan, AHK dipastikan akan kalah, karena suara 10 GGG semuanya akan beralih ke 10 AJO. Beberapa prediksi pun sama, bahwa 8 suara akan berpindah baik ke 10 AJO maupun 10 GGG.
Hal lain yang bakal menambah dan beralihnya suara, sehubungan dengan laporan pertanggungjawaban AHK ditolak dengan catatan. Berarti ada hal hal lain yang tidak "disukai" oleh para ketua wilayah kab/kota se jawa barat.
Suasana saat pimpinan sidang usai mengetuk palu, spontan peserta sidang merasa tidak puas.(ft:sonnihadi)
Mereka menganggap RAPI provinsi Jawa Barat "jalan ditempat" sebagaimana dikatakan 10 AJO, bahwa RAPI harus lebih baik ke depan. Masalah organisasi ke dalam maupun ke luar, diusahakan tidak ada lagi perselisihan pribadi masuk ke rana organisasi, jelasnya.
Peserta Musprov dari Kab Cianjur |
Siapa sebenarnya calon terkuat dan bakal dipilih para peserta musprov? semuanya masih "abu abu" namun secara organisatoris para peserta tentunya akan melirik ke 10 AJO, karena ia lebih tepat untuk menduduki sebagai ketua. Baik dari loyalias kepada semua anggota tanpa pamrih, maupun secara organisasi ia berpengalaman membawa ke arah lebih baik sampai sekarang. Lebih tepatnya, 10 AJO mau menerima berbagai keluhan dan masukkan dari arus bawah.(Sonni Hadi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar